Monday, February 17, 2014

Pengamatan Pasang Surut



Pengamatan Pasang Surut

Pasut surut laut adalah fenomena naik dan turunnya permukaan air laut secara relatif yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari. Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat ditetapkan datum relatif tertentu yang sesuai dengan keperluan-keperluan tertentu pula. Pengikatan stasiun pengamatan pasut adalah prosedur standar yang dilakukan untuk mengetahui kedudukan nol palem relatif terhadap suatu titik di pantai yang ditetapkan untuk keperluan rekonstruksi. Tinggi titik di pantai atau kedalaman titik di laut hanya dapat ditentukan secara relatif terhadap bidang yang disepakati sebagai referensi tinggi atau datum relatif. Datum relatif ditentukan dengan merata-ratakan data pasut sepanjang rentang waktu pengamatan. Gambar 1. menunjukkan kedudukan palem terhadap titik pengikat benchmark (BM). Tinggi muka air yang diamati, diukur relatif terhadap nol palem berdasarkan beda tinggi yang telah diukur.

Gambar 1. Visualisasi Kedudukan Beberapa Datum Vertikal
Pengukuran pasang surut dilakukan untuk mendapatkan bidang muka surutan (Chart Datum), yang menjadi referensi kedalaman peta bathimetri. Selain itu, pengukuran pasang surut dibutuhkan untuk mengoreksi nilai kedalaman pemeruman hasil survei batimetri. 

Analisis Harmonik Pasang Surut
Untuk mempelajari karakteristik pasang surut di daerah survey, dilakukan análisis pasang surut untuk menghitung konstanta harmonik pasang surut masing-masing daerah kajian. Konstanta harmonik pasang surut adalah dua parameter yang dianggap konstan, yakni amplitudo beberapa komponen pasut, serta keterlambatan phasa dari pasang sebenarnya dari pasang surut setimbang (eqilibrium tide)-nya.  Konstanta harmonik ini nantinya dapat digunakan untuk meramalkan kondisi pasang di perairan tersebut, untuk setiap kurun waktu yang dikehendaki. Ramalan pasang surut sangat bermanfaat dalam menetapkan kriteria desain bangunan pantai, keperluan navigasi serta keperluan lainnya. 
Pasang surut laut dihasilkan oleh gaya tarik bulan, matahari dan benda langit lainnya, yang disebut sebagai faktor astronomis. Sepanjang penjalarannya gelombang pasang surut dipengaruhi oleh topografi dasar laut, morfologi pantai  serta kondisi meteorologi. Komponen pasang surut yang dihasilkan oleh faktor-faktor astronomis merupakan gelombang harmonik (periodik), sedang pengaruh meteorologis tidaklah periodik, bahkan seringkali hanya menghasilkan efek sesaat saja. 
Tinggi muka air oleh pasang surut merupakan jumlah dari banyak sekali komponen pasang, sehingga dapat dituliskan sebagai persamaan berikut :
                                                  (1)
dimana   :
       
Analisis harmonik pasang surut dapat dilakukan dengan cara Least Square. Metode ini merupakan metode untuk mencari solusi dari persamaan (1). Kalau kita mengabaikan faktor meteorologis, maka persamaan diatas dapat dituliskan sebagai:

                              (2)
 dimana  :

 Ai dan Bi  adalah konstanta harmonik dari komponen ke i,

 k adalah jumlah komponen pasut yang dihitung,

tn adalah waktu pengamatan (dimana  n=-n , -n+1,.. ,0, 1,..n-1,n, dengan n=0 merupakan waktu tengah pengamatan)


Dengan analisis harmonik pasang surut, solusi persamaan tersebut di hitung dengan asumsi persamaan linier, yang menghasilkan :
Tinggi muka laut rata-rata ( Mean Sea Level – MSL)
                               
Amplitudo dari n buah komponen pasut
                                
Ketertinggalan phasa dari n komponen pasut
                                 
Sedemikian hingga persamaan pertama tanda i dapat dituliskan sebagai berikut :
                                                 (3)
P. van der  Stock  (1992) mengklafisikasikan karateristik pasut suatu daerah berdasarkan perbandingan amplitudo dari komponen diurnal dan semidiurnalnya, yang dirumuskan sebagai :
                                                                                      
Tipe pasang surut di daerah itu diklasifikasikan sebagai :
Semi Diurnal                            bila           0  <  F  <  0.25
Campuran Semidiurnal              bila      0.25  <  F  <  1.5
Campuran Diurnal                     bila      1.5    <  F  <  3.0
Diurnal                                    bila                   F  >  3.0



1 comment: